Senin, 02 Agustus 2010

Metamorf

Dari ulat menjadi kupu-kupu, memerlukan suatu proses yang disebut ‘Metamorfosis”. Apa itu metamorfosis ?.  Metamorfosis melibatkan perubahan radikal dari hewan muda menjadi hewan dewasa. Hewan muda, dikenal sebagai larva, hidup dalam cara yang berbeda dengan hewan dewasa.
Ada dua peristiwa metamorfosis :
  1. Metamorfosis tak sempurna, seperti yang kita lihat pada transformasi kecobong menjadi katak, melibatkan sejumlah perubahan bertahap tetapi tidak sempurna.
  2. Metamorfosis sempurna, seperti pada perubahan ulat menjadi kupu-kupu, berlangsung dalam kepongpong dan menyusun ulang bagian tubuh secara total. Kupu-kupu memulai hidup sebagai telur. Ulat merayap keluar dari telur, makan dengan lahap, dan menyelongsong (melepaskan kulit) sewaktu bertambah besar. Setelah sekitar empat minggu, ulat melekatkan dirinya sendiri dengan benang sutra ke cabang pohon. Ulat menggeliat keluar dari kulitnya, menampakkan kepongpong lunak yang kemudian mengeras. Beberapa minggu kemudian kepongpong pecah dan kupu-kupu dewasa keluar. Begitulah cerita “ulat, jadi kupu-kupu”.

Metamorfosa Kupu-Kupu

Metamorfosis adalah suatu proses biologi di mana seekor hewan secara fisik mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas yang melibatkan perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel. Salah satu hewan yang mengalami metomorfosis adalah Kupu-kupu.
Kupu-kupu mengalami metamorfosis sempurna (hemimetabolisme). Selain pada Kupu-kupu, metamorfosis juga terjadi pada beberapa serangga lain semisal Capung, Jangkrik, Belalang, Kecoa dll. Metamorfosis juga terjadi pada ampibi seperti katak. Kalau pada manusia?

metamorfosa-kupu-kupuKupu-kupu mengalami tahapan yang lebih panjang ketimbang hewan lainnya sebelum menjadi kupu-kupu dewasa. Pertama kali, kupu-kupu yang indah dan anggun akan bertelur. Telur kupu-kupu bisanya akan menempel di dedaunan. Telur inilah kemudian yang menjadi ulat. Sesosok makhluk pengrusak yang keberadaannya sangat menjijikkan.
Setelah ulat menjadi besar dan memanjang, ia akan berubah menjadi kepompong (pupa atau chrysalis). Di dalam pupa, cairan pencernaan akan dikeluarkan untuk menghancurkan tubuh larva, menyisakan sebagian sel saja. Sebagian sel itu kemudian akan tumbuh menjadi dewasa menggunakan nutrisi dari hancuran tubuh larva. Setelah beberapa lama, dari kepompong tersebut akan keluar seekor kupu-kupu yang masih muda. Tidak berapa lama kemudian menjadi kupu-kupu dewasa.
Perjalanan metamorfosis Kupu-kupu dapat kita ambil hikmah sebagai proses perjalanan hidup manusia di dunia. Sebagai mana kupu-kupu yang terlahir menjadi sebutir telur, mausia terlahir dalam kondisi suci tanpa dosa.
Fase ulat yang serakah dan menjijikan merupakan representasi dari perilaku manusia dalam perjalanan hidupnya. Segala perilaku buruk dan melanggar norma-norma baik hukum maupun agama seringkali dilakukan oleh manusia. Keadaan ini dapat dilihat dari tingginya angka kriminal, kasus korupsi, kemiskinan yang semakin meningkat, sampai kerusakan lingkungan yang tentunya salah satu merupakan andil dari perilaku diri kita sendiri yang serakah. Semua perilaku yang buruk tentunya harus dirubah.
Fase metamorfosis selanjutnya adalah kepompong. Fase kepompong merupakan analogi dari bulan ramadhan. Pada bulan ramadan setiap umat Islam dapat berkontemplasi mengenai perilaku buruk apa yang telah dilakukan serta akibat yang ditimbulkannya. Keserakahan dalam mengeksploitasi kekayaan alam dan lingkungan hidup, mengakibatkan gundulnya hutan yang mendatangkan bencana banjir dan tanah longsong. Juga berbagai aktifitas lain yang pada akhirnya mendatangkan kerugian pada manusia seperti pemanasan global, pencemaran tanah, udara dan air.
Pada bulan ramadan kita meninggalkan berbagai keserakahan yang biasa kita perbuat dengan mengerjakan ibadah puasa yaitu menahan nafsu makan dan minum serta menahan hawa nafsu. Kita tundukkan diri untuk mengakui dan memohon ampun atas berbagai kesalahan yang telah diperbuat selama ini. Di samping itu berbagai perilaku baik dan ibadah yang mendatangkan pahala mesti kita kerjakan sekuat tenaga.
Ibarat larva yang menjelma kupu-kupu, demikian juga dengan manusia. Setelah sebulan berada di dalam kepompong ramadan, sampailah kepada idul fitri. Maklumat dari puncak metamorfosis yang mengembalikan sosok ulat menjijikkan menjadi seekor kupu-kupu nan indah.
Sedikit yang berbeda. Kemenangan manusia menggapai idul fitri bukanlah akhir dari perubahan sikap yang harus dilakukan. Hal ini disebabkan karena setiap saat perilaku manusia selalu dituntut untuk berubah ke arah yang lebih baik. Perubahan perilaku ini sesuai dengan keterangan yang menyebutkan bahwa seseorang dikatakan beruntung adalah manusia yang perilaku hari ini lebih baik dibandingkan dengan perilaku kemarin dan perilaku besok lebih baik dibadingkan hari ini.
Metamorfosis kita kali ini mungkin belum menjadikan kita sebagai kupu-kupu yang terindah. Tetapi berbeda dengan kupu-kupu, bukankah kita diberikan kesempatan untuk bermetamorfosis setiap tahun?. Semoga tahun depan kita masih dapat bermetamorfosis, tentunya dengan hasil yang lebih baik.

Hubungan Manusia dan Kupu-Kupu

Kupu-kupu dan ngengat dikenal sebagai hewan penyerbuk, yang membantu bunga-bunga berkembang menjadi buah. Sehingga bagi petani, dan orang pada umumnya, kupu-kupu ini sangat bermanfaat.
Pada pihak yang lain, berjenis-jenis ulat diketahui sebagai hama yang rakus. Bukan hanya tanam-tanaman semusim yang dimangsanya, namun juga pohon buah-buahan dan pohon pada umumnya dapat habis digunduli daunnya oleh ulat dalam waktu yang relatif singkat. Banyak jenis ulat –terutama dari jenis-jenis ngengat– yang menjadi hama pertanian yang serius.
Untuk memanfaatkan keindahan beberapa jenisnya, kini orang mengembangkan peternakan kupu-kupu.

kebiasaan kupu-kupu

Banyak orang yang menyukai kupu-kupu yang indah, akan tetapi sebaliknya jarang orang yang tidak merasa jijik pada ulat; padahal keduanya adalah makhluk yang sama. Semua jenis kupu-kupu dan ngengat melalui tahap-tahap hidup sebagai telur, ulat, kepompong, dan akhirnya bermetamorfosa menjadi kupu-kupu atau ngengat.
Kupu-kupu umumnya hidup dengan mengisap madu bunga (nektar/ sari kembang). Akan tetapi beberapa jenisnya menyukai cairan yang diisap dari buah-buahan yang jatuh di tanah dan membusuk, daging bangkai, kotoran burung, dan tanah basah.
Berbeda dengan kupu-kupu, ulat hidup terutama dengan memakan daun-daunan. Ulat-ulat ini sangat rakus, akan tetapi umumnya masing-masing jenis ulat berspesialisasi memakan daun dari jenis-jenis tumbuhan yang tertentu saja. Sehingga kehadiran suatu jenis kupu-kupu di suatu tempat, juga ditentukan oleh ketersediaan tumbuhan yang menjadi inang dari ulatnya.

apa sih kupu-kupu itu?????

Kupu-kupu dan ngengat (rama-rama) merupakan serangga yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera, atau 'serangga bersayap sisik' (lepis, sisik dan pteron, sayap).
Secara sederhana, kupu-kupu dibedakan dari ngengat alias kupu-kupu malam berdasarkan waktu aktifnya dan ciri-ciri fisiknya. Kupu-kupu umumnya aktif di waktu siang (diurnal), sedangkan gengat kebanyakan aktif di waktu malam (nocturnal). Kupu-kupu beristirahat atau hinggap dengan menegakkan sayapnya, ngengat hinggap dengan membentangkan sayapnya. Kupu-kupu biasanya memiliki warna yang indah cemerlang, ngengat cenderung gelap, kusam atau kelabu. Meski demikian, perbedaan-perbedaan ini selalu ada perkecualiannya, sehingga secara ilmiah tidak dapat dijadikan pegangan yang pasti. (van Mastrigt dan Rosariyanto, 2005).
Kupu-kupu dan ngengat amat banyak jenisnya. Di Jawa dan Bali saja tercatat lebih dari 600 spesies kupu-kupu. Jenis ngengatnya sejauh ini belum pernah dibuatkan daftar lengkapnya, akan tetapi diduga ada ratusan jenis (Whitten dkk., 1999). Kupu-kupu pun menjadi salah satu dari sedikit jenis serangga yang tidak berbahaya bagi manusia.